Tangan Dari Surga
Ayah
coba pandang aku, aku masih
ingin merengek bak hari lalu. Aku
masih ingin bermanja-manja dan menahan
tubuh kekarmu berangkat
kerja dan berkata
‘Ayah harus membawakan
aku sesuatu saat pulang nanti’.
Tapi tak apalah, tuhan saat mencintaimu.Aku yakin kau melihatku dari surga dengan sejuta
senyum yang senatiasa ku pamer kan kala memandangi langit.
Ayah hari ini aku sangat membutuhkan tanganmu, aku iri melihat mereka dengan genggaman erat menyusuri lorong-lorong kebahagiaan itu. Akan kah kau beri tangan surga mu? Ayah mereka bercanda, dan tersenyum kecil dibalik kehangatan yang tak mampu kurasakan tapi membakar relung hati ini. Ayah, apakah hari ini kau saksikan tawa kecilku dari atas langit? Aku bahagia pernah memilikmu. Ayah tak mengapa aku tak seperti mereka hari ini. Yakinlah kan kusambut tangan mu dari surga kala kado terindah dari ku telah terbungkus rapi untukmu.
Kepergianmu pada kehidupan yang
abadi meninggalkanku tanpa
persetujuan membuatku sakit. Mengenangmu
dengan sejuta omelan
kecil yang membahagiakan
membuatku kian tak terkendali. Melihatmu dengan sejuta bahagia diatas
keringat yang bercucuran membuatku kian basah oleh kepedihan. Aku masih
mengenangmu. Saat ini. Ayah, apa lantunan doaku Tuhan sambut di pintu gerbang
tempatmu berada? Apakah Tuhan memberikan
kado-kado kecil itu yang kupersembahkan kala sajadahku terbentang? Ayah, apakah
ayah baik-baik saja?
Wah, tampaknya ayah kelelahan menjawab ocehanku
yang amat panjang hari ini. Ayah aku akan selalu begini. Menjadi
bayi kecil yang tercantik untukmu.
Seberapa pahitpun hari ini
tanpamu, aku bahkan enggan kembali kemasa dimana aku belum mengenalmu dan dunia
ini. Ayah ulur kan tanganmu dari surga dalam helaian mimpi yang ku bangun.
Padang, 24 Juli 2014
No comments:
Post a Comment